Bola.net
·3 February 2025
Bola.net
·3 February 2025
Bola.net - Manchester City menelan salah satu kekalahan paling menyesakkan dalam sejarah modern mereka. Itu setelah mereka dibantai Arsenal 1-5 di Emirates Stadium, Minggu (2/2/2025).
Lima gol Arsenal dilesakkan oleh Martin Odegaard pada menit 2, Thomas Partey menit 56, Myles Lewis-Skelly menit 62, Kai Havertz menit 76, dan Ethan Nwaneri menit 90+3. Satu-satunya gol Man City diciptakan oleh Erling Haaland di menit 55.
Hasil tersebut semakin mempertegas bahwa musim ini adalah salah satu yang paling sulit bagi tim asuhan Josep Guardiola. Dengan selisih 15 poin dari pemuncak klasemen Liverpool, harapan mempertahankan gelar Premier League tampaknya sudah sirna.
Jurrien Timber melanggar Mateo Kovacic dalam laga Premier League antara Arsenal vs Manchester City, Minggu 2 Februari 2025. (c) AP Photo/Alastair Grant
Kekalahan dari Arsenal menunjukkan betapa rentannya pertahanan Man City musim ini. Arsenal hanya butuh dua menit untuk membuka keunggulan melalui Martin Odegaard dari kesalahan di lini belakang Man City.
Statistik menunjukkan bahwa tim asuhan Guardiola telah melakukan delapan kesalahan yang berujung pada gol lawan di Premier League musim ini – jumlah tertinggi dalam satu musim sejak sang manajer mengambil alih pada 2016.
Meski Erling Haaland sempat menyamakan kedudukan pada menit ke-55, harapan Man City hanya bertahan selama 105 detik sebelum Thomas Partey membawa Arsenal kembali unggul. Dari titik itu, Man City seakan kehilangan arah. Gol dari dua pemain muda Arsenal, Myles Lewis-Skelly dan Ethan Nwaneri, serta tambahan satu gol dari Kai Havertz, membuat Man City semakin tenggelam.
Mantan bek Man City, Micah Richards, mengungkapkan kekecewaannya di Sky Sports. "Saya tidak mengharapkan mereka memenangkan liga setiap tahun, tetapi penurunan mereka musim ini begitu drastis. Saya tidak akan mengatakan ini akhir dari era Guardiola, tetapi mungkin era kejayaan mereka mulai mendekati akhir."
2 dari 5 halaman
Duel Leandro Trossard dan Matheus Nunes di laga Arsenal vs Man City, Premier League 2024/2025 (c) AP Photo/Alastair Grant
Untuk pertama kalinya dalam karier kepelatihan Guardiola, timnya kebobolan empat gol atau lebih dalam empat pertandingan berbeda dalam satu musim. Man City juga telah kebobolan 53 gol dalam 36 pertandingan, hanya terpaut satu dari total kebobolan musim lalu yang mencapai 54 gol dalam 59 pertandingan.
John Stones, yang berbicara setelah pertandingan, mengakui buruknya performa tim. "Susah diungkapkan dengan kata-kata setelah pertandingan seperti ini. Kami meminta maaf kepada para fans yang telah jauh-jauh datang untuk menyaksikan kami bermain. Cara kami bermain dalam 30 menit terakhir tidak bisa diterima."
Guardiola sendiri tampak frustrasi. "Saya hanya menyesali 25 menit terakhir. Sebelumnya kami bermain cukup baik, tetapi kemudian kami lupa melakukan apa yang seharusnya kami lakukan," ujarnya kepada BBC.
3 dari 5 halaman
Duel Declan Rice kontra Mateo Kovacic di laga Arsenal vs Man City, Premier League 2024/2025 (c) AP Photo/Alastair Grant
Beberapa musim terakhir, Man City dikenal sebagai tim yang mendekati kesempurnaan. Mereka memenangkan empat gelar Premier League secara beruntun, dan hanya 18 bulan yang lalu, mereka meraih treble dengan memenangkan liga, Piala FA, dan Liga Champions.
Namun, performa mereka musim ini sangat jauh dari standar yang biasa mereka tunjukkan. Sejak November, mereka melalui sederet pertandingan tanpa kemenangan di semua kompetisi, termasuk kekalahan 4-1 dari Sporting, 2-1 dari Manchester United di derby, dan 4-0 dari Tottenham di kandang sendiri. Mereka juga sempat membuang keunggulan 3-0 melawan Feyenoord untuk akhirnya bermain imbang 3-3.
Saat ini, mereka hanya memiliki 41 poin dari 24 pertandingan liga – catatan terburuk mereka sejak musim 2008/09. Meskipun masih berada di peringkat keempat, Newcastle, Chelsea, dan Bournemouth hanya berjarak satu poin di belakang mereka. Jika tren buruk ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin mereka akan terlempar dari zona Liga Champions.
Guardiola dengan jujur mengakui bahwa City sedang mengalami masalah besar. "Musim ini, kami terlalu banyak memberikan peluang kepada lawan. Kami sadar ini tidak boleh terjadi, tetapi tetap saja terjadi."