Bola.net
·12 février 2025
Cedera Kai Havertz, Mesin Tangguh Arsenal Itu Juga Bisa Rusak!
![Image de l'article :Cedera Kai Havertz, Mesin Tangguh Arsenal Itu Juga Bisa Rusak!](https://image-service.onefootball.com/transform?w=280&h=210&dpr=2&image=https%3A%2F%2Fcdns.klimg.com%2Fbola.net%2Flibrary%2Fupload%2F21%2F2025%2F02%2Fhavertz-2_1275e17.jpg)
Bola.net
·12 février 2025
Bola.net - Baru saja pekan lalu, setelah jendela transfer Januari ditutup tanpa ada penambahan penyerang baru di skuad Arsenal, Mikel Arteta berbicara tentang pentingnya fleksibilitas dalam lini serang untuk mengatasi absennya Bukayo Saka dan Gabriel Jesus.
Nahas, tantangan yang sudah berat itu kini semakin sulit. Setelah kehilangan Gabriel Martinelli karena cedera hamstring selama lebih dari sebulan dalam kekalahan di Carabao Cup melawan Newcastle, Arsenal kini khawatir musim Kai Havertz bisa berakhir lebih cepat.
Pemain asal Jerman itu diduga mengalami robekan otot hamstring saat menjalani latihan di Dubai. Havertz disebut bakal absen sampai akhir musim, ajaib jika dia bisa bermain lagi di sisa musim ini.
Kehilangan Havertz membuat Arsenal hanya memiliki Leandro Trossard, Raheem Sterling, dan Ethan Nwaneri yang berusia 17 tahun sebagai opsi serangan yang tersisa.
Saka masih membutuhkan waktu untuk pulih dari cedera hamstring-nya, meski telah meningkatkan proses rehabilitasi di Dubai. Sementara itu, Jesus dipastikan absen hingga akhir musim karena cedera lutut.
Absennya Jesus sebelumnya telah membuat Havertz menjadi satu-satunya opsi Arsenal di posisi penyerang tengah.
Arteta bahkan mengakui pekan lalu bahwa pemain berusia 25 tahun itu mungkin harus tampil di setiap pertandingan hingga akhir musim. Namun, beban yang harus ditanggungnya sudah sangat besar.
Dari seluruh pemain lapangan Arsenal musim ini, hanya William Saliba dan Gabriel yang telah bermain lebih banyak menit daripada Havertz.
Pemain asal Jerman itu telah tampil dalam 34 laga di semua kompetisi, setelah musim lalu bermain sebanyak 51 kali. Selain itu, peran sebagai penyerang tengah (No. 9) dalam sistem Arteta menuntut kondisi fisik yang sangat prima.
Meski cedera tidak sepenuhnya disebabkan oleh beban pertandingan, faktor keberuntungan juga berperan. Namun, khususnya dalam kasus Havertz, tidak mengherankan jika ia akhirnya menjadi korban cedera.
Arteta menggambarkan Havertz sebagai mesin fisik yang luar biasa pekan lalu, tetapi setiap pemain memiliki batasannya sendiri. Dalam beberapa laga terakhir Arsenal, Havertz terlihat sudah mendekati batas kemampuannya secara fisik.
Cedera yang dialaminya kali ini semakin memperparah situasi Arsenal, yang sudah kehilangan beberapa pilar penting di lini serang. Tanpa Havertz, Arteta harus mengandalkan kombinasi pemain yang tersisa, termasuk menguji kesiapan pemain muda seperti Nwaneri.
Dengan jadwal yang padat dan persaingan ketat di Premier League, Arsenal harus mencari solusi kreatif untuk mempertahankan performa mereka. Tantangan ini tidak hanya menguji kedalaman skuad, tetapi juga kemampuan Arteta dalam mengelola tim di tengah krisis pemain.