Rencana Transfer AS Roma: Bersakit-Sakit Dahulu, Bersenang-Senang Kemudian? | OneFootball

Rencana Transfer AS Roma: Bersakit-Sakit Dahulu, Bersenang-Senang Kemudian? | OneFootball

Icon: Stats Perform

Stats Perform

·1 Agustus 2018

Rencana Transfer AS Roma: Bersakit-Sakit Dahulu, Bersenang-Senang Kemudian?

Gambar artikel:Rencana Transfer AS Roma: Bersakit-Sakit Dahulu, Bersenang-Senang Kemudian?

Ketika di musim panas tahun lalu Monchi memutuskan untuk menjual Mohamed Salah, Antonio Rudiger, hingga pemain potensial macam Leandro Paredes dan Emerson Palmieri, banyak fans AS Roma yang vokal menyuarakan ketidaksetujuannya. Mereka terheran-heran dengan aksi sang direktur sepakbola Giallorossi yang berani melepas pemain pilar.

Setahun berselang, suara sumbang dari tifosi Roma relatif minim kendati Monchi kembali melego dua pemain bintang, Radja Nainggolan dan Alisson. Ada semacam kesepahaman bersama bahwa Monchi adalah genius transfer yang selalu punya solusi jitu di setiap permasalahan.


Video OneFootball


Musim lalu, Monchi mempertahankan reputasi uniknya itu setelah dua rekrutannya, Aleksandar Kolarov dan Cengiz Under, tampil brilian dan bahkan turut membantu Roma lolos ke semi-final Liga Champions pertama sejak 1984. Kalau begitu, serahkan semuanya kepada Monchi. Tetapi apakah sesimpel itu?

TARGET TRANSFER

Meski sudah mengamankan banyak tenaga baru nan potensial seperti Javier Pastore, Justin Kluivert, Ante Coric, Davide Santon, hingga duo kiper Antonio Mirante dan Robin Olsen, aktivitas transfer masuk Roma di musim panas ini seperti tertutupi oleh kontroversi transfer Malcom.

Ya, pembajakan transfer Malcom oleh Barcelona -- di mana Roma sudah lebih dulu menjalin kesepakatan -- menjadi topik panas pada pekan lalu. Roma diyakini akan menempuh jalur hukum untuk mendapatkan kompensasi. "Barcelona mengintervensi dengan cara tidak etis. Kami punya semua bukti hukumnya," kata presiden klub James Pallotta

Monchi tentu saja dibuat kesal, namun sebagai guru transfer ia tetap harus melanjutkan pekerjaannya, yang tak lain dan tak bukan adalah mencari pengganti Malcom. Sejumlah media mengerucutkan dua nama winger muda, Federico Chiesa (Fiorentina) dan Leon Bailey (Bayer Leverkusen).

Chiesa kabarnya siap ditebus dengan banderol €40 juta. Adapun untuk Bailey, Roma harus bersaing dengan klub-klub Inggris seperti Arsenal. "Kami akan mendatangkan pemain yang sama bagusnya [dengan Malcom] atau bahkan lebih baik," janji Monchi.

Menariknya, kasus Malcom berpotensi kembali terjadi setelah Barcelona dilaporkan tertarik merekrut pemain incaran Roma lain, Steven N'Zonzi. Roma disebut-sebut sedang melakukan pendekatan untuk memboyong gelandang Sevilla itu ke Olimpico. Kehadiran N'Zonzi, yang baru saja memenangi Piala Dunia 2018, diharapkan bisa mengisi lubang yang ditinggalkan Nainggolan.

PEMAIN YANG MUNGKIN HENGKANG

Alisson dan Nainggolan menjadi dua nama besar yang telah dilepas Roma di musim panas ini, namun daftar itu bisa bertambah panjang. Pasalnya, muncul rumor bahwa Stephan El Shaarawy juga siap dilego klub.

El Shaarawy kabarnya siap dijadikan Roma sebagai pelicin transfer untuk mendatangkan Federico Chiesa dari Fiorentina. Kontribusi El Shaaraway di musim lalu sejatinya cukup oke (9 gol dari 44 laga), namun mencuatnya Cengiz Under hingga rencana Roma untuk menambah satu winger lagi bisa dibaca sebagai isyarat bagi Il Faraone untuk angkat kaki.

Surplus penyerang sebetulnya sudah dikurangi setelah Roma melepas Gregoire Defrel ke Sampdoria dengan status pinjaman. Padahal, Roma baru saja mempermanenkan Defrel senilai €20 juta di akhir musim 2017/18 sebagai kewajiban setelah meminjamnya dari Sassuolo. Defrel sendiri hanya membikin satu gol dari 20 laga di musim lalu.

Jangan lupakan pula potensi pergi dari Kostas Manolas. Meski sudah memperpanjang kontraknya pada Desember lalu, bukan tak mungkin isu kepindahan Manolas memanas seperti tahun lalu. Kala itu, sang bek sentral Yunani diincar Manchester United, Chelsea, hingga nyaris berkostum Zenit St Petersburg.

MENANTI KEMATANGAN TAKTIK EDF

Eusebio Di Francesco barangkali tidak akan terlalu banyak mencampuri urusan transfer yang memang sudah menjadi ranahnya Monchi. Pelatih berinisial EDF ini mungkin harus berkaca dari kengototannya di musim lalu dalam memboyong Defrel dari Sassuolo yang ternyata tidak berbuah hasil manis.

Fans Roma tentu lebih berharap Di Francesco bisa lebih fokus mematangkan filosofinya di musim keduanya di Roma. Musim lalu, Giallorossi masih terlihat kepayahan dalam menuntaskan serangan. Ini terlihat dari catatan gol di musim lalu (61) yang turun drastis dari musim sebelumnya (90).

Hasil pramusim sejauh ini juga belum menunjukkan hasil memuaskan. Di ICC 2018, Roma sempat dihajar telak 4-1 oleh Tottenham Hotspur sebelum bangkit di laga selanjutnya dengan mengalahkan Barcelona 4-2.

PRAKIRAAN FORMASI

Kepergian Alisson dan Nainggolan jelas menjadi kehilangan besar. Tanpa sosok kiper utama dan gelandang petarung, harus diakui kekuatan Roma bakal berkurang di musim 2018/19. Butuh waktu yang tidak singkat bagi pemain baru seperti Javier Pastore dan Robin Olsen untuk beradaptasi dengan sistem 4-3-3 yang jadi favorit Di Francesco.

Pertarungan di lini depan diprediksi akan sangat ketat. Patrik Schick, Justin Kluivert, dan El Shaarawy dipastikan akan menggedor pintu Starting XI setiap pekannya. Belum lagi jika Roma merekrut winger baru sebagaimana dijanjikan Monchi pasca "disakiti" Malcom.

Roma sudah banyak menderita di musim panas ini. Skuat yang ada saat ini diharapkan bisa menciptakan momen-momen menyenangkan di musim depan, yang setidaknya bisa mengulangi pencapaian di musim lalu.