Stats Perform
·13 September 2019
Stats Perform
·13 September 2019
Osas Marvelous Ikpefua atau Osas Saha telah resmi melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia. Debut yang dilakukan Osas bahkan dilakukan di partai bergengsi, yakni saat Kualifikasi Piala Dunia 2022 kontra Thailand pada Selasa [10/9].
Selepas melakukan debut, Osas mengungkapkan perasaannya yang campur aduk. Osas senang lantaran akhirnya bisa mencatatkan penampilan resmi bersama Indonesia meskipun debutnya ternoda dengan hasil buruk karena harus mengakui keunggulan Thailand di kandang.
"Saya bahagia [bisa debut dengan timnas Indonesia]. Tapi tadi kami kalah," kata Osas, selepas pertandingan ketika itu.
Debut Osas pada Selasa kemarin menambah daftar pemain naturalisasi yang pernah membela timnas Indonesia senior. Total, sudah ada 18 pemain naturalisasi yang pernah membela timnas dari Cristian Gonzales hingga yang terakhir Osas Saha.
Dari 16 nama naturalisasi yang membela timnas, posisi pemain depan atau striker menjadi yang terbanyak. Delapan striker naturalisasi pernah mencatatkan namanya dalam pertandingan resmi internasional bersama skuad Garuda.
Alberto 'Beto' Goncalves jadi striker naturalisasi tertua yang melakukan debut, yakni pada saat berusia 37 tahun. Sementara Ezra Walian menjadi striker debutan naturalisasi termuda yakni pada saat berusia 19 tahun. Torehan Ezra terjadi ketika Indonesia ditaklukkan Myanmar 3-1, dalam laga uji coba internasional di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, 21 Maret 2017.
Ketika itu, skuad timnas Indonesia yang dilatih Luis Milla diperkuat para pemain U-23 yang dipersiapkan untuk SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Namun tetap tercatat sebagai laga FIFA level A.
Sementara itu, lima dari delapan striker naturalisasi timnas Indonesia merupakan pemain yang sama sekali tak berdarah Indonesia namun kaya pengalaman di Liga Indonesia. Sementara hanya tiga pemain yang mewarisi darah Indonesia yakni Johnny Van Beukering, Sergio Van Dijk, dan Ezra Walian.
Yang menjadi catatan adalah, dinaturalisasinya para pemain depan tersebut lantaran Indonesia juga kekurangan stok penyerang lokal berkualitas di kompetisi. Tapi ini juga tidak terlepas dari kebijakan mayoritas klub terutama yang berkompetisi di Liga 1, yang lebih memercayakan para pemain asing di posisi striker utama ketimbang pemain lokal. Imbasnya, sangat sedikit para penyerang lokal yang mendapatkan kesempatan bermain ataupun unjuk kemampuan di atas lapangan.
Artinya, harus ada keberanian dari klub-klub tersebut untuk lebih memberikan kesempatan bermain kepada para striker lokal, agar muncul lagi pemain berkualitas nan garang di depan gawang lawan seperti Ramang, Kurniawan Dwi Yulianto, hingga Bambang Pamungkas.